Friday, December 9, 2011

Kad Belajar

Kad Belajar Membantu Daya Ingatan Anda

belajar guna kad, bantu daya ingatan atau memori
CONTOH KAD BELAJAR - ANDA BOLEH BUAT SENDIRI ,
Kad Pembelajaran Oxford Fajar, Memory Booster itu merangkumi subjek-subjek peperiksaan Ujian Pencapaian Sekolah Rendah (UPSR), Penilaian Menengah Rendah (PMR) dan Sijil Pelajaran Malaysia (SPM) selain sebuah kad memori bertajuk: Panduan Belajar Memory Booster: 123 Amalan Belajar Cemerlang.
Kad pembelajaran itu adalah sebagai satu alat atau cara yang efektif untuk meningkatkan daya ingatan para pelajar dalam masa cepat. Siri kad tersebut menggunakan kaedah yang diaplikasi dan disampaikan secara peta minda, gambar rajah dan dibantu dengan ilustrasi yang berkaitan.
Selain itu, penggunaan carta dan graf yang mudah serta jelas akan menjadikan proses ulang kaji menjadi lebih mudah dan menarik.
Penggunaan bahasa yang ringkas berbentuk kata kunci mampu membantu para pelajar mengingati sesuatu perkara berkaitan subjek dengan pantas.
Kad-kad yang berwarna dan huruf-huruf pada kata kunci yang terpilih ditebalkan akan memudahkan para pelajar mengesan perkara yang penting.
Setiap kad boleh dipisahkan, jadi pelajar boleh memilih kad-kad yang diperlukan sahaja serta ia bersaiz kompak sesuai dibawa ke mana-mana.
Lebih utama, Kad Pembelajaran Memory Booster menggunakan kaedah dan teori yang diselidik secara terperinci dan terbukti berkesan.
Guru-guru yang berpengalaman dalam setiap subjek selaku penulis, berganding bahu dengan penulis Kad Memori 12 Amalan Belajar Cemerlang, Lim Teck Hoe untuk memastikan konsep pembelajaran diaplikasi secara berkesan.
Dalam pelancaran Siri Kad Memori itu oleh Pengarah Urusan Oxford Fajar Sdn. Bhd., Sharmini Nagulan berkata, anak-anak perlu dibekalkan dengan bahan pembelajaran yang sesuai, menyeronokkan dan dapat difahami dengan mudah.
“Para guru pula dibekal dengan bahan bantuan mengajar yang kreatif, inovatif dan mesra pengguna bagi menghasilkan pembelajaran yang berkualiti dan optimum,” katanya di majlis pelancaran di Securities Commission, Jalan Bukit Kiara baru-baru ini.
Justeru itu, pelancaran kad ini diharap akan menjadikan proses pembelajaran lebih aktif, inovatif serta efektif sesuai dengan budaya belajar sekarang.

Peranan Pendidikan Agama di Sekolah dalam Pembinaan Mental Spirituil Remaja (Tinjauan Psikologi Agama)


Urgensi Agama dalam Kehidupan Remaja

Pembinaan mental seseorang dimulai sejak ia kecil. Semua pengalaman yang dilalui baik yang disadari atau tidak, ikut mempengaruhi dan menjadi unsur-unsur yang bergabung dalam kepribadian seseorang. Diantara unsur-unsur terpenting tersebut yang akan menentukan corak kepribadian seseorang dikemudian hari ialah nilai-nilai yang diambil dari lingkungan, terutama lingkungan keluarga. Nilai-nilai yang dimaksud adalah nilai-nilai agama, moral dan sosial. Apabila dalam pengalaman waktu kecil itu banyak didapat nilai-nilai agama, maka kepribadiannya akan mempunyai unsur-unsur yang baik. Demikian sebaliknya, jika nilai-nilai yang diterimanya itu jauh dari agama maka unsur-unsur kepribadiannya akan jauh pula dari agama dan relatif mudah goncang. Karena nilai-nilai positif yang tetap dan tidak berubah-ubah sepanjang zaman adalah nilai-nilai agama, sedang nilai-nilai sosial dan moral yang didasarkan pada selain agama akan sering mengalami perubahan, sesuai dengan perkembangan masyarakat itu sendiri. Karena itulah maka mental (kepribadian) yang hanya terbina dari nilai-nilai sosial dan moral yang mungkin berubah dan goyah itu, akan membawa kepada kegoncangan jiwa apabila tidak diimbangi dengan nilai keagamaan.
Anselm von Feurbach, seorang ahli hukum terkenal pernah mengatakan: “Agama dalam bentuk apapun dia muncul tetap merupakan kebutuhan ideal umat manusia.” Masa remaja adalah usia transisi dari masa kanak-kanak menuju masa kematangan dewasa. Kematangan dewasa secara psikologis adalah keberhasilan seseorang dalam mencapai a sense of responsibility serta dalam memiliki filsafat hidup yang mantap. Salah satu materi yang pokok sebagai pengisi filsafat hidup adalah agama.1 Agama bagi remaja memiliki fungsi yang sangat penting yaitu untuk penenang jiwa. Pada masa adolesen (antara 13-21 tahun) seorang individu sedang mengalami masa kegoncangan jiwa. Dalam periode ini mereka digelisahkan oleh perasaan-perasaan yang ingin melawan dan menentang orang tua, Kadang-kadang merasa mulai muncul dorongan seks yang sebelumnya belum pernah mereka rasakan. Disamping itu mereka sering gelisah karena takut gagal, merasa kurang serasi dalam pertumbuhan dan sebagainya. Segala macam gelombang itu akan menyebabkan mereka menderita dan kebingungan. Dalam keadaan seperti itu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan merupakan penolong yang sangat ampuh untuk mengembalikan ketenangan dan keseimbangan jiwanya.
Diantara faktor-faktor yang menambah besarnya kebutuhan remaja pada agama adalah perasaan berdosa yang sering terjadi pada masa ini. Seperti keadaan tidak berdaya dalam menghadapi dorongan atau hasrat seksuil, konflik dengan orang tua yang dianggap terlalu mencampuri kehidupan pribadinya, keinginan kuat untuk mandiri namun ketika dihadapkan pada kenyataan dan kesulitan hidup yang merupakan konsekuensi logis dari keinginan mandiri tersebut si remaja menjadi goyah dan setumpuk masalah lain termasuk masalah pergaulan sesama remaja serta upaya adaptasinya secara lebih mempribadi dengan lingkungan sekitar. Semua itu baik secara langsung maupun tidak langsung akan me’maksa’ remaja untuk mencari bantuan diluar dirinya berupa suatu kekuatan yang diyakini mampu menolong dirinya manakala ia tidak sanggup lagi bertahan. Untuk itu ia akan memerlukan kepercayaan yang sungguh-sungguh kepada Tuhan, sehingga bantuan luar yang diharapkannya tidak menyesatkan dan menggoyahkan pertumbuhan mentalnya.2 Jika sedari kecil si remaja yang goncang itu tidak pernah menerima didikan agama maka boleh jadi ia akan mencari pegangan dengan datang ke dukun-dukun atau yang lebih bahaya membiarkan dan menjerumuskan dirinya sendiri dalam lingkaran pergaulan yang tidak sehat. Kenakalan-kenakalan remaja yang mengejala belakangan ini merupakan contoh konkret dari fenomena remaja yang kehilangan pegangan hidup.
Akhirnya dapat kita tegaskan bahwa agama dan keyakinan yang sungguh-sungguh kepada Tuhan Yang Maha Esa adalah kebutuhan jiwa yang pokok, yang dapat memberikan bantuan bagi remaja dalam upaya membebaskan dirinya dari gejolak jiwa yang sedang menghebat dan menolongnya dalam menghadapi dorongan-dorongan seksuil yang baru saja tumbuh. Remaja sebenarnya takut akan siksaan batin dan konflik jiwa yang kurang jelas sebab musababnya itu. Pertanyaan berikutnya yang penting untuk dibicarakan disini adalah bagaimana upaya dan peran pendidikan Agama di sekolah untuk memperkenalkan agama dan menanamkan rasa keberagamaan yang tepat serta yang dapat diterima oleh nalar dan nurani remaja itu sendiri?

Pendidikan Agama di Sekolah dan Pembinaan Mental Remaja

Pendidikan dimanapun dan kapanpun masih dipercaya orang sebagai media ampuh untuk membentuk kepribadian anak ke arah kedewasaan. Pendidikan agama adalah unsur terpenting dalam pendidikan moral dan pembinaan mental. Pendidikan moral yang paling baik sebenarnya terdapat dalam agama karena nilai-nilai moral yang dapat dipatuhi dengan kesadaran sendiri dan penghayatan tinggi tanpa ada unsur paksaan dari luar, datangnya dari keyakinan beragama. Karenanya keyakinan itu harus dipupuk dan ditanamkan sedari kecil sehingga menjadi bagian tidak terpisahkan dari kepribadian anak sampai ia dewasa. Melihat dari sini, pendidikan agama di sekolah mendapat beban dan tanggung jawab moral yang tidak sedikit apalagi jika dikaitkan dengan upaya pembinaan mental remaja. Usia remaja ditandai dengan gejolak kejiwaan yang berimbas pada perkembangan mental dan pemikiran, emosi, kesadaran sosial, pertumbuhan moral, sikap dan kecenderungan serta pada akhirnya turut mewarnai sikap keberagamaan yang dianut (pola ibadah).
Pada usia remaja, ditinjau dari aspek ideas and mental growth, kekritisan dalam merangkum pemikiran-pemikiran keagamaan mulai muncul, kekritisan yang dimaksud bisa berupa kejenuhan atau kebosanan dalam mengikuti uraian-uraian yang disampaikan guru Agama di sekolah apalagi jika metodologi pengajaran yang disampaikan cenderung monoton dan berbau indoktrinasi. Jadi mereka telah mulai menampilkan respon ketidak sukaan terhadap materi keagamaan yang dipaketkan di sekolah. Sebenarnya akar permasalahan yang timbul dari kekurang senangan remaja terhadap paket materi pelajaran keagamaan di sekolah terletak pada minimnya motivasi untuk mendalami agama secara lebih intens, yang lebih sederhana lagi ialah pelajaran agama yang mereka dapat di sekolah kurang memberikan aplikasi dan solusi praktis dalam keseharian mereka. Apalagi waktu mereka lebih banyak dihabiskan dengan nonton teve, jalan-jalan ke mall, ngeceng, pacaran dan hal-hal lain meski banyak juga remaja kita yang melakukan aktifitas positif seperti remaja mesjid, berwiraswasta atau ikut organisasi eskul sekolah serta mengikuti kursus-kursus keterampilan.
Jawaban dari permasalahan diatas adalah kembali pada sosok guru agama sebagai tauladan dan sumber konsentrasi remaja yang menjadi peserta didiknya. Mampukah ia menjadikan dirinya termasuk masalah materi serta metodologi yang dipergunakan sebagai referensi utama bagi peserta didiknya yang seluruhnya remaja itu dalam mengembangkan sikap keberagamaan yang tidak sekedar merasa memiliki agama (having religion) melainkan sampai kepada pemahaman agama sebagai comprehensive commitment dan driving integrating motive, yang mengatur seluruh kehidupan seseorang dan merupakan kebutuhan primer yang tidak bisa ditawar-tawar lagi. Sehingga nantinya remaja-remaja tersebut merasakan ibadah sebagai perwujudan sikap keberagamaan intrinsik tersebut sama pentingnya atau malah lebih penting dibanding nonton teve, jalan-jalan, hura-hura dan lain sebagainya.
Satu hal penting lainnya yang tidak boleh diabaikan oleh para guru Agama di sekolah ialah materi pelajaran agama yang disampaikan di sekolah hendaknya selalu diorientasikan pada kepentingan remaja, seorang guru Agama harus bisa menanamkan keyakinan bahwa apa-apa yang ia sampaikan bukan demi kepentingan sekolah (kurikulum) atau kepentingan guru Agama melainkan demi kepentingan remaja itu sendiri. Karenanya pemahaman akan kondisi objektif kejiwaan remaja mutlak diperlukan oleh para guru Agama di sekolah. Seorang guru Agama harus senantiasa dekat dan akrab dengan permasalahan remaja yang menjadi peserta didiknya agar mampu menyelami sisi kejiwaan mereka. Dan materi pelajaran agamapun harus terkesan akrab dan kemunikatif, sehingga otomatis sistem pengajaran yang cenderung monolog (satu arah), indoktriner, terkesan sangar (karena hanya membicarakan halal haram) harus dihindari, untuk kemudian diganti dengan sistem pengajaran yang lebih menitik beratkan pada penghayatan dan kesadaran dari dalam diri. Hal ini mungkin saja dilakukan baik dengan mengajak peserta didik bersama-sama mengadakan ritual peribadatan (dalam rangka penghayatan makna ibadah) atau mengajak peserta didik terjun langsung ke dalam kehidupan masyarakat kecil sehingga mereka bisa mengamati langsung dan turut merasakan penderitaan yang dialami masyarakat marginal tersebut (sebagai upaya menanamkan rasa solidaritas sosial). Jadi intinya mereka tidak hanya mendengar atau mengetahui saja melainkan turut dilibatkan dalam permasalahan yang terdapat dalam materi pengajaran agama di sekolah.
Namun diatas semua itu yang paling penting adalah keterpaduan unsur keluarga, lingkungan masyarakat, kebijakan pemerintah disamping sekolah dalam rangka turut menanamkan semangat beragama yang ideal (intrinsik) di kalangan para remaja. Karena tanpa kerjasama terkait antar usur-unsur tersebut mustahil akan tercipta generasi muda (remaja) yang berkualitas.

Tujuh Cara Cemerlangkan Otak



Kamu bercita-cita menjadi seorang bijak pandai. Cita-cita ini akan tercapai sekiranya kamu mendapat kecemerlangan dalam pelajaran. Bagaimana cara untuk mendapatkan otak yang cemerlang? Para pengkaji dan ahli psikologi menekankan beberapa cara untuk mencemerlangkan otak. Antara yang perlu kamu lakukan:
  1. Mempunyai daya kekuatan mental dan fizikal yang bertindak aktif dan positif. Sikap dan tahap pemikiran kamu mestilah seimbang.
  2. Mempunyai pemikiran yang sentiasa bersih. Jangan sesekali memikirkan perkara yang tidak baik atau bercadang untuk bermalas-malas.
  3. Sentiasa berdaya saing dan kekuatan mental terhadap cabaran. Kamu juga perlu bersikap ingin mendahului rakan di dalam pelajaran.
  4. Mengambil makanan yang sihat untuk kecerdasan otak. Jangan amalkan makanan ringan kerana ia boleh merosakkan minda.
  5. Sentiasa melakukan senaman atau gerakan yang boleh merangsang otak. Malas dan kurang aktif akan membuatkan kamu seorang yang berat tubuh dan kurang daya fikir.
  6. Sentiasa mengatur waktu tidur yang mencukupi untuk merehatkan otak. Jangan berjaga hanya kerana ingin menonton siri kesukaan tetapi menjaga disiplin tidur untuk kesegaran esok hari.
  7. Bertafakur, berdoa dan membersihkan pemikiran. Setelah berusaha, jangan lupa untuk mendoakan kejayaan dan sentiasa berfikiran positif dan berkeyakinan tinggi.

Kecemerlangan dalam pelajaran juga akan berlaku dengan bantuan lima perkara asas berikut:
  1. Amalan meningkatkan daya ingatan dan kefahaman terhadap mata pelajaran.
  2. Jarakkan dan bahagikan pecahan masa belajar dengan menggunakan jadual.
  3. Lafazkan isi-isi penting dan data daripada nota ringkas dengan cara yang kuat.
  4. Apapun teknik dan sistem yang dilakukan, lakukan secara berulang-ulang.
  5. Akhirnya, percayalah kepada diri sendiri, tanamkan keyakinan dan berserah kepada takdir yang menentukan

Pantun Nasihat

Murid
Dengarlah pesan guru
Kerna pesan guru ada hikmah
Kerna pesan guru ada harapan
Kerna pesan guru ada makna
Murid
Dengarlah pesan guru
Kerna tidak punya makna
Andai kiranya pesan itu dicerca,dihina,dikata
Murid
Dengarlah pesan guru
Hormatilah guru
Sayangi guru
Kerna merekalah ibu bapamu
Bagai ibubapamu
Kerna mereka umpama polis
Penjaga disiplin dikala leka
Murid
Dengarlah pesan guru
Kerna mereka umpama
Pelita yang menyala
Membakar semangatmu
Menghidupkan kegelapanmu
Menerangi hati dan nurani
Menyinari jiwa dengan
Sinaran cahaya
Cahya yang penuh jujur,ikhlas
Dalam mendidikmu dalam menyayangimu
Dengarlah suara hati gurumu
Yang kerap kali mendoakanmu setiap waktu

Azali Azlan Pelajar Terbaik SPM 2007



Azali Azlan, pelajar Sekolah Menengah Kebangsaan Agama (SMKA) Yan, Kedah, telah mendapat 20 1A dan satu 2A dalam peperiksaan Sijil Pelajaran Malaysia (SPM) 2007. Ini mengatasi rekod 17 1A yang dipegang oleh Nur Amalina Che Bakri dari Sekolah Menengah Kebangsaan (SMK) Ulu Tiram, Johor Bahru sejak 2004.
Azali Azlan Pelajar Terbaik SPM 2007
Azali telah meraih 20 1A dalam matapelajaran Bahasa Melayu, Bahasa Inggeris, Matematik, Sejarah, Sains, Pendidikan Islam, Fizik, Kimia, Biologi, Geografi, Matematik Tambahan, Ekonomi Asas, Perdagangan, Prinsip Perakaunan, Bahasa Arab Tinggi, Kesusasteraan Melayu, Pendidikan Syariah Islamiah, Pendidikan Al-Quran dan As-Sunnah, Tasawwur Islam serta Pendidikan Seni Visual. Di samping itu Azali mendapat 2A dalam mata pelajaran English for Science and Technology (EST).
Azali yang juga merupakan Tokoh Nilam Kebangsaan 2007 adalah satu-satunya calon yang mengambil 21 subjek dalam peperiksaan SPM 2007. Sebelum ini beliau mendapat keputusan lima A dalam Ujian Penilaian Sekolah Rendah (UPSR) dan sembilan A dalam Peperiksaan Menengah Rendah (PMR).
Anak pasangan guru sekolah menengah, Azlan Othman, 51, dan Rozita Sanapi, 46, dari Tikam Batu, Sungai Petani ini berkata pengambilan 21 subjek ini adalah pilihannya sendiri dan disokong ibu bapa serta guru. Ayahnya mengajar matapelajaran Kemahiran Hidup dan Sains Pertanian di Sekolah Menengah Kebangsaan Datuk Haji Abdul Kadir di Kepala Batas dan ibunya pula mengajar subjek Kemahiran Hidup dan Katering di Sekolah Menengah Kebangsaan Haji Ahmad Badawi.
“Sebagai seorang Islam, saya bersabar dengan setiap dugaan kerana setiap kesusahan itu ada kesenangannya,” kata Azali yang bercita-cita mahu menjadi profesor dalam bidang bioteknologi.
“Tujuan saya bukan untuk mengatasi mana-mana rekod tetapi bagi kepuasan saya belajar. Jika dibuat untuk memecahkan rekod, bagi saya, ia menjadi tidak bermakna. Saya lakukan ini untuk diri sendiri dan ibu bapa dan sebagai hadiah kepada guru.
“Memang guru ada menasihati saya supaya menimbangkannya baik-baik kerana bimbang saya tidak boleh `cope’, tetapi saya percaya pada Tuhan dan diri sendiri,” kata anak ketiga daripada lima beradik itu.
Mengenai resipi kejayaannya, Azali berkata, beliau berpegang kepada pendirian sabar dalam menghadapi segala dugaan kerana yakin setiap kesusahan akan ada kesenangan. Azali mengakui keyakinannya pernah tergugat dalam menghadapi cabaran 21 mata pelajaran, tetapi beliau membina kembali keyakinan itu menerusi perbincangan dengan kaunselor dan ahli keluarga.
Azali Azlan percaya kesabaran dan ketekunan belajar menjadi kunci kepada kejayaannya memperoleh keputusan 20 1A dan satu 2A dalam peperiksaan itu. Menurut anak kelahiran Butterworth itu, sikap tersebut terbukti berjaya membina kekuatan dalaman dalam dirinya bagi menghadapi sebarang cabaran yang mendatang.
Beliau tidak pernah mengikuti tuisyen khusus, sebaliknya hanya menyertai tuisyen di sekolah untuk mata pelajaran Kimia dan Prinsip Perakaunan. Beliau juga belajar sendiri sembilan subjek yang tidak diajar di sekolah.
Azali memberitahu, dia tidak mempunyai jadual belajar yang lengkap seperti sesetengah pelajar lain kerana kalau ada jadual beliau akan berasa tertekan sebab perlu mengikutinya. Sebaliknya beliau belajar apabila beliau rasa ada semangat untuk belajar.
‘‘Tetapi semangat itu kita sendiri yang kena merangsangnya selalu,” kata Azali.

Tokoh Pelajar Cemerlang SPM 2008

Nik Nur Madihah peroleh 20 A





KOTA BHARU 12 Mac - Anak seorang nelayan, Nik Nur Madihah Nik Mohd. Kamal, 18, dari Sekolah Menengah Agama Arab Maahad Muhammadi (Perempuan) di sini mencatat sejarah di negeri ini apabila memperoleh 20 A dalam peperiksaan Sijil Pelajaran Malaysia (SPM) 2008.

Kejayaan itu menjadikan pelajar tersebut antara yang paling cemerlang di seluruh negara dengan mendapat 19 1A dan satu 2A, kurang satu mata pelajaran berbanding pencapaian pelajar terbaik SPM 2007, Azali Azlan yang memperoleh 21 A.

Nik Nur Madihah juga membuktikan kesusahan keluarga bukan halangan untuk dia mencapai kecemerlangan walaupun mengambil sebanyak mungkin mata pelajaran bagi menguji keupayaan dirinya dalam menghadapi cabaran hidup sebagai pelajar.

Anak sulung daripada empat beradik yang berasal dari Kampung Parang Puting, Pengkalan Chepa dekat sini itu bercita-cita menjadi ahli fizik dan kejayaan tersebut adalah hadiah istimewa untuk ibu bapanya di samping guru-guru sekolahnya.

Ayahnya, Nik Mohd. Kamal Husin, 41, hanya memperoleh pendapatan kira-kira RM700 sebulan dan bagi meringankan bebanan keluarga, ibunya, Mariani Omar, 42, pula bekerja sebagai pencuci di Universiti Malaysia Kelantan (UMK).

''Saya tidak ikut kelas tambahan di luar sekolah, hanya tumpukan perhatian pada apa yang boleh ditimba di sekolah," katanya kepada Utusan Malaysia di sini hari ini.

Menurutnya, dia menjadikan kejayaan pelajar cemerlang negara, Azali Azlan yang memperoleh 21 A dalam keputusan SPM tahun 2007 sebagai pembakar semangat.

Nur Madihah memperoleh 1A dalam mata pelajaran Bahasa Melayu, Bahasa Inggeris, Pendidikan Islam, Sejarah, Matematik, Sains, Kesusasteraan Melayu dan Geografi.

Dia turut mendapat A1 dalam Bahasa Arab Tinggi, Matematik Tambahan, Perdagangan, Prinsip Perakaunan, Ekonomi Asas, Fizik, Kimia, Tasawwur Islam, Pendidikan Al-Quran dan As-Sunnah, Pendidikan Syariah Islamiah, English for Science and Technology (EST) dan mendapat satu 2A dalam Biologi.

Nur Madihah cuma menyasarkan A bagi 18 mata pelajaran dan bersyukur kerana dia mampu melakukan sesuatu yang lebih baik walaupun tidak dapat memecah rekod Azali Azlan, bekas pelajar SMK Agama Yan, Kedah yang memperoleh 20 1A dan satu 2A.

Keputusan SPM Nik Nur Madihah bagaimanapun telah mengatasi rekod yang dipegang oleh dua pelajar cemerlang SPM 2006 di peringkat negara iaitu Nadiah Amirah Jamil dan Siti Fatimah Mukhtar.

Siti Fatimah yang belajar di sekolah yang sama dengan Nur Madihah, memperoleh keputusan 18 A dengan 17 1A dan 1 2A pada 2006 sekali gus mencatat sejarah pencapaian tertinggi di Kelantan pada tahun itu.

Ditanya tentang pencapaiannya itu, Nur Madihah memberitahu, dia tidak mempunyai jadual waktu yang tetap.

''Saya belajar setiap masa yang terluang dan belajar apabila terasa mahu belajar tanpa terpaksa atau dipaksa," ujarnya yang memperoleh 9 A dalam Penilaian Menengah Rendah (PMR) dua tahun lalu.

Dia yang bercadang melanjutkan pengajian di Asia Barat memilih jurusan fizik kerana mendapati kurang orang Melayu menerokai bidang tersebut.

Cara menghilangkan stress ketika belajar dan bekerja

Bila kita dah belajar , tapi masih tak boleh nak faham ape yg kita belajar mesty kita akan rase tension dan akan mula stress dengan pelajaran atau tempat persekitaran . Saya sebagai pelajar juga turut merasakan situasi sebegitu . Tetapi setiap masalah ada cara untuk menyelasaikannya .




Cara pertama adalah atur tarik nafas . Tarik nafas dalam - dalam dan hembuskan dengan perlahan lahan . Lakukan sebanyak dua hingga tiga kali sehingga mula rasa terkendali. Yang kedua , redakan tegangan. Jika sedang duduk , berdirilah dan lakukan perenggangan yg lembut. Yang ketiga , berteriak dan menjerit. Cara ini memang paling mujarab dan kerap kali saya lakukan. Menurut kajian , menjerit sama sepeti melepaskan geram tetapi hanya menggunakan suara. Selamat mencuba !