Friday, December 9, 2011

Kad Belajar

Kad Belajar Membantu Daya Ingatan Anda

belajar guna kad, bantu daya ingatan atau memori
CONTOH KAD BELAJAR - ANDA BOLEH BUAT SENDIRI ,
Kad Pembelajaran Oxford Fajar, Memory Booster itu merangkumi subjek-subjek peperiksaan Ujian Pencapaian Sekolah Rendah (UPSR), Penilaian Menengah Rendah (PMR) dan Sijil Pelajaran Malaysia (SPM) selain sebuah kad memori bertajuk: Panduan Belajar Memory Booster: 123 Amalan Belajar Cemerlang.
Kad pembelajaran itu adalah sebagai satu alat atau cara yang efektif untuk meningkatkan daya ingatan para pelajar dalam masa cepat. Siri kad tersebut menggunakan kaedah yang diaplikasi dan disampaikan secara peta minda, gambar rajah dan dibantu dengan ilustrasi yang berkaitan.
Selain itu, penggunaan carta dan graf yang mudah serta jelas akan menjadikan proses ulang kaji menjadi lebih mudah dan menarik.
Penggunaan bahasa yang ringkas berbentuk kata kunci mampu membantu para pelajar mengingati sesuatu perkara berkaitan subjek dengan pantas.
Kad-kad yang berwarna dan huruf-huruf pada kata kunci yang terpilih ditebalkan akan memudahkan para pelajar mengesan perkara yang penting.
Setiap kad boleh dipisahkan, jadi pelajar boleh memilih kad-kad yang diperlukan sahaja serta ia bersaiz kompak sesuai dibawa ke mana-mana.
Lebih utama, Kad Pembelajaran Memory Booster menggunakan kaedah dan teori yang diselidik secara terperinci dan terbukti berkesan.
Guru-guru yang berpengalaman dalam setiap subjek selaku penulis, berganding bahu dengan penulis Kad Memori 12 Amalan Belajar Cemerlang, Lim Teck Hoe untuk memastikan konsep pembelajaran diaplikasi secara berkesan.
Dalam pelancaran Siri Kad Memori itu oleh Pengarah Urusan Oxford Fajar Sdn. Bhd., Sharmini Nagulan berkata, anak-anak perlu dibekalkan dengan bahan pembelajaran yang sesuai, menyeronokkan dan dapat difahami dengan mudah.
“Para guru pula dibekal dengan bahan bantuan mengajar yang kreatif, inovatif dan mesra pengguna bagi menghasilkan pembelajaran yang berkualiti dan optimum,” katanya di majlis pelancaran di Securities Commission, Jalan Bukit Kiara baru-baru ini.
Justeru itu, pelancaran kad ini diharap akan menjadikan proses pembelajaran lebih aktif, inovatif serta efektif sesuai dengan budaya belajar sekarang.

Peranan Pendidikan Agama di Sekolah dalam Pembinaan Mental Spirituil Remaja (Tinjauan Psikologi Agama)


Urgensi Agama dalam Kehidupan Remaja

Pembinaan mental seseorang dimulai sejak ia kecil. Semua pengalaman yang dilalui baik yang disadari atau tidak, ikut mempengaruhi dan menjadi unsur-unsur yang bergabung dalam kepribadian seseorang. Diantara unsur-unsur terpenting tersebut yang akan menentukan corak kepribadian seseorang dikemudian hari ialah nilai-nilai yang diambil dari lingkungan, terutama lingkungan keluarga. Nilai-nilai yang dimaksud adalah nilai-nilai agama, moral dan sosial. Apabila dalam pengalaman waktu kecil itu banyak didapat nilai-nilai agama, maka kepribadiannya akan mempunyai unsur-unsur yang baik. Demikian sebaliknya, jika nilai-nilai yang diterimanya itu jauh dari agama maka unsur-unsur kepribadiannya akan jauh pula dari agama dan relatif mudah goncang. Karena nilai-nilai positif yang tetap dan tidak berubah-ubah sepanjang zaman adalah nilai-nilai agama, sedang nilai-nilai sosial dan moral yang didasarkan pada selain agama akan sering mengalami perubahan, sesuai dengan perkembangan masyarakat itu sendiri. Karena itulah maka mental (kepribadian) yang hanya terbina dari nilai-nilai sosial dan moral yang mungkin berubah dan goyah itu, akan membawa kepada kegoncangan jiwa apabila tidak diimbangi dengan nilai keagamaan.
Anselm von Feurbach, seorang ahli hukum terkenal pernah mengatakan: “Agama dalam bentuk apapun dia muncul tetap merupakan kebutuhan ideal umat manusia.” Masa remaja adalah usia transisi dari masa kanak-kanak menuju masa kematangan dewasa. Kematangan dewasa secara psikologis adalah keberhasilan seseorang dalam mencapai a sense of responsibility serta dalam memiliki filsafat hidup yang mantap. Salah satu materi yang pokok sebagai pengisi filsafat hidup adalah agama.1 Agama bagi remaja memiliki fungsi yang sangat penting yaitu untuk penenang jiwa. Pada masa adolesen (antara 13-21 tahun) seorang individu sedang mengalami masa kegoncangan jiwa. Dalam periode ini mereka digelisahkan oleh perasaan-perasaan yang ingin melawan dan menentang orang tua, Kadang-kadang merasa mulai muncul dorongan seks yang sebelumnya belum pernah mereka rasakan. Disamping itu mereka sering gelisah karena takut gagal, merasa kurang serasi dalam pertumbuhan dan sebagainya. Segala macam gelombang itu akan menyebabkan mereka menderita dan kebingungan. Dalam keadaan seperti itu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan merupakan penolong yang sangat ampuh untuk mengembalikan ketenangan dan keseimbangan jiwanya.
Diantara faktor-faktor yang menambah besarnya kebutuhan remaja pada agama adalah perasaan berdosa yang sering terjadi pada masa ini. Seperti keadaan tidak berdaya dalam menghadapi dorongan atau hasrat seksuil, konflik dengan orang tua yang dianggap terlalu mencampuri kehidupan pribadinya, keinginan kuat untuk mandiri namun ketika dihadapkan pada kenyataan dan kesulitan hidup yang merupakan konsekuensi logis dari keinginan mandiri tersebut si remaja menjadi goyah dan setumpuk masalah lain termasuk masalah pergaulan sesama remaja serta upaya adaptasinya secara lebih mempribadi dengan lingkungan sekitar. Semua itu baik secara langsung maupun tidak langsung akan me’maksa’ remaja untuk mencari bantuan diluar dirinya berupa suatu kekuatan yang diyakini mampu menolong dirinya manakala ia tidak sanggup lagi bertahan. Untuk itu ia akan memerlukan kepercayaan yang sungguh-sungguh kepada Tuhan, sehingga bantuan luar yang diharapkannya tidak menyesatkan dan menggoyahkan pertumbuhan mentalnya.2 Jika sedari kecil si remaja yang goncang itu tidak pernah menerima didikan agama maka boleh jadi ia akan mencari pegangan dengan datang ke dukun-dukun atau yang lebih bahaya membiarkan dan menjerumuskan dirinya sendiri dalam lingkaran pergaulan yang tidak sehat. Kenakalan-kenakalan remaja yang mengejala belakangan ini merupakan contoh konkret dari fenomena remaja yang kehilangan pegangan hidup.
Akhirnya dapat kita tegaskan bahwa agama dan keyakinan yang sungguh-sungguh kepada Tuhan Yang Maha Esa adalah kebutuhan jiwa yang pokok, yang dapat memberikan bantuan bagi remaja dalam upaya membebaskan dirinya dari gejolak jiwa yang sedang menghebat dan menolongnya dalam menghadapi dorongan-dorongan seksuil yang baru saja tumbuh. Remaja sebenarnya takut akan siksaan batin dan konflik jiwa yang kurang jelas sebab musababnya itu. Pertanyaan berikutnya yang penting untuk dibicarakan disini adalah bagaimana upaya dan peran pendidikan Agama di sekolah untuk memperkenalkan agama dan menanamkan rasa keberagamaan yang tepat serta yang dapat diterima oleh nalar dan nurani remaja itu sendiri?

Pendidikan Agama di Sekolah dan Pembinaan Mental Remaja

Pendidikan dimanapun dan kapanpun masih dipercaya orang sebagai media ampuh untuk membentuk kepribadian anak ke arah kedewasaan. Pendidikan agama adalah unsur terpenting dalam pendidikan moral dan pembinaan mental. Pendidikan moral yang paling baik sebenarnya terdapat dalam agama karena nilai-nilai moral yang dapat dipatuhi dengan kesadaran sendiri dan penghayatan tinggi tanpa ada unsur paksaan dari luar, datangnya dari keyakinan beragama. Karenanya keyakinan itu harus dipupuk dan ditanamkan sedari kecil sehingga menjadi bagian tidak terpisahkan dari kepribadian anak sampai ia dewasa. Melihat dari sini, pendidikan agama di sekolah mendapat beban dan tanggung jawab moral yang tidak sedikit apalagi jika dikaitkan dengan upaya pembinaan mental remaja. Usia remaja ditandai dengan gejolak kejiwaan yang berimbas pada perkembangan mental dan pemikiran, emosi, kesadaran sosial, pertumbuhan moral, sikap dan kecenderungan serta pada akhirnya turut mewarnai sikap keberagamaan yang dianut (pola ibadah).
Pada usia remaja, ditinjau dari aspek ideas and mental growth, kekritisan dalam merangkum pemikiran-pemikiran keagamaan mulai muncul, kekritisan yang dimaksud bisa berupa kejenuhan atau kebosanan dalam mengikuti uraian-uraian yang disampaikan guru Agama di sekolah apalagi jika metodologi pengajaran yang disampaikan cenderung monoton dan berbau indoktrinasi. Jadi mereka telah mulai menampilkan respon ketidak sukaan terhadap materi keagamaan yang dipaketkan di sekolah. Sebenarnya akar permasalahan yang timbul dari kekurang senangan remaja terhadap paket materi pelajaran keagamaan di sekolah terletak pada minimnya motivasi untuk mendalami agama secara lebih intens, yang lebih sederhana lagi ialah pelajaran agama yang mereka dapat di sekolah kurang memberikan aplikasi dan solusi praktis dalam keseharian mereka. Apalagi waktu mereka lebih banyak dihabiskan dengan nonton teve, jalan-jalan ke mall, ngeceng, pacaran dan hal-hal lain meski banyak juga remaja kita yang melakukan aktifitas positif seperti remaja mesjid, berwiraswasta atau ikut organisasi eskul sekolah serta mengikuti kursus-kursus keterampilan.
Jawaban dari permasalahan diatas adalah kembali pada sosok guru agama sebagai tauladan dan sumber konsentrasi remaja yang menjadi peserta didiknya. Mampukah ia menjadikan dirinya termasuk masalah materi serta metodologi yang dipergunakan sebagai referensi utama bagi peserta didiknya yang seluruhnya remaja itu dalam mengembangkan sikap keberagamaan yang tidak sekedar merasa memiliki agama (having religion) melainkan sampai kepada pemahaman agama sebagai comprehensive commitment dan driving integrating motive, yang mengatur seluruh kehidupan seseorang dan merupakan kebutuhan primer yang tidak bisa ditawar-tawar lagi. Sehingga nantinya remaja-remaja tersebut merasakan ibadah sebagai perwujudan sikap keberagamaan intrinsik tersebut sama pentingnya atau malah lebih penting dibanding nonton teve, jalan-jalan, hura-hura dan lain sebagainya.
Satu hal penting lainnya yang tidak boleh diabaikan oleh para guru Agama di sekolah ialah materi pelajaran agama yang disampaikan di sekolah hendaknya selalu diorientasikan pada kepentingan remaja, seorang guru Agama harus bisa menanamkan keyakinan bahwa apa-apa yang ia sampaikan bukan demi kepentingan sekolah (kurikulum) atau kepentingan guru Agama melainkan demi kepentingan remaja itu sendiri. Karenanya pemahaman akan kondisi objektif kejiwaan remaja mutlak diperlukan oleh para guru Agama di sekolah. Seorang guru Agama harus senantiasa dekat dan akrab dengan permasalahan remaja yang menjadi peserta didiknya agar mampu menyelami sisi kejiwaan mereka. Dan materi pelajaran agamapun harus terkesan akrab dan kemunikatif, sehingga otomatis sistem pengajaran yang cenderung monolog (satu arah), indoktriner, terkesan sangar (karena hanya membicarakan halal haram) harus dihindari, untuk kemudian diganti dengan sistem pengajaran yang lebih menitik beratkan pada penghayatan dan kesadaran dari dalam diri. Hal ini mungkin saja dilakukan baik dengan mengajak peserta didik bersama-sama mengadakan ritual peribadatan (dalam rangka penghayatan makna ibadah) atau mengajak peserta didik terjun langsung ke dalam kehidupan masyarakat kecil sehingga mereka bisa mengamati langsung dan turut merasakan penderitaan yang dialami masyarakat marginal tersebut (sebagai upaya menanamkan rasa solidaritas sosial). Jadi intinya mereka tidak hanya mendengar atau mengetahui saja melainkan turut dilibatkan dalam permasalahan yang terdapat dalam materi pengajaran agama di sekolah.
Namun diatas semua itu yang paling penting adalah keterpaduan unsur keluarga, lingkungan masyarakat, kebijakan pemerintah disamping sekolah dalam rangka turut menanamkan semangat beragama yang ideal (intrinsik) di kalangan para remaja. Karena tanpa kerjasama terkait antar usur-unsur tersebut mustahil akan tercipta generasi muda (remaja) yang berkualitas.

Tujuh Cara Cemerlangkan Otak



Kamu bercita-cita menjadi seorang bijak pandai. Cita-cita ini akan tercapai sekiranya kamu mendapat kecemerlangan dalam pelajaran. Bagaimana cara untuk mendapatkan otak yang cemerlang? Para pengkaji dan ahli psikologi menekankan beberapa cara untuk mencemerlangkan otak. Antara yang perlu kamu lakukan:
  1. Mempunyai daya kekuatan mental dan fizikal yang bertindak aktif dan positif. Sikap dan tahap pemikiran kamu mestilah seimbang.
  2. Mempunyai pemikiran yang sentiasa bersih. Jangan sesekali memikirkan perkara yang tidak baik atau bercadang untuk bermalas-malas.
  3. Sentiasa berdaya saing dan kekuatan mental terhadap cabaran. Kamu juga perlu bersikap ingin mendahului rakan di dalam pelajaran.
  4. Mengambil makanan yang sihat untuk kecerdasan otak. Jangan amalkan makanan ringan kerana ia boleh merosakkan minda.
  5. Sentiasa melakukan senaman atau gerakan yang boleh merangsang otak. Malas dan kurang aktif akan membuatkan kamu seorang yang berat tubuh dan kurang daya fikir.
  6. Sentiasa mengatur waktu tidur yang mencukupi untuk merehatkan otak. Jangan berjaga hanya kerana ingin menonton siri kesukaan tetapi menjaga disiplin tidur untuk kesegaran esok hari.
  7. Bertafakur, berdoa dan membersihkan pemikiran. Setelah berusaha, jangan lupa untuk mendoakan kejayaan dan sentiasa berfikiran positif dan berkeyakinan tinggi.

Kecemerlangan dalam pelajaran juga akan berlaku dengan bantuan lima perkara asas berikut:
  1. Amalan meningkatkan daya ingatan dan kefahaman terhadap mata pelajaran.
  2. Jarakkan dan bahagikan pecahan masa belajar dengan menggunakan jadual.
  3. Lafazkan isi-isi penting dan data daripada nota ringkas dengan cara yang kuat.
  4. Apapun teknik dan sistem yang dilakukan, lakukan secara berulang-ulang.
  5. Akhirnya, percayalah kepada diri sendiri, tanamkan keyakinan dan berserah kepada takdir yang menentukan

Pantun Nasihat

Murid
Dengarlah pesan guru
Kerna pesan guru ada hikmah
Kerna pesan guru ada harapan
Kerna pesan guru ada makna
Murid
Dengarlah pesan guru
Kerna tidak punya makna
Andai kiranya pesan itu dicerca,dihina,dikata
Murid
Dengarlah pesan guru
Hormatilah guru
Sayangi guru
Kerna merekalah ibu bapamu
Bagai ibubapamu
Kerna mereka umpama polis
Penjaga disiplin dikala leka
Murid
Dengarlah pesan guru
Kerna mereka umpama
Pelita yang menyala
Membakar semangatmu
Menghidupkan kegelapanmu
Menerangi hati dan nurani
Menyinari jiwa dengan
Sinaran cahaya
Cahya yang penuh jujur,ikhlas
Dalam mendidikmu dalam menyayangimu
Dengarlah suara hati gurumu
Yang kerap kali mendoakanmu setiap waktu

Azali Azlan Pelajar Terbaik SPM 2007



Azali Azlan, pelajar Sekolah Menengah Kebangsaan Agama (SMKA) Yan, Kedah, telah mendapat 20 1A dan satu 2A dalam peperiksaan Sijil Pelajaran Malaysia (SPM) 2007. Ini mengatasi rekod 17 1A yang dipegang oleh Nur Amalina Che Bakri dari Sekolah Menengah Kebangsaan (SMK) Ulu Tiram, Johor Bahru sejak 2004.
Azali Azlan Pelajar Terbaik SPM 2007
Azali telah meraih 20 1A dalam matapelajaran Bahasa Melayu, Bahasa Inggeris, Matematik, Sejarah, Sains, Pendidikan Islam, Fizik, Kimia, Biologi, Geografi, Matematik Tambahan, Ekonomi Asas, Perdagangan, Prinsip Perakaunan, Bahasa Arab Tinggi, Kesusasteraan Melayu, Pendidikan Syariah Islamiah, Pendidikan Al-Quran dan As-Sunnah, Tasawwur Islam serta Pendidikan Seni Visual. Di samping itu Azali mendapat 2A dalam mata pelajaran English for Science and Technology (EST).
Azali yang juga merupakan Tokoh Nilam Kebangsaan 2007 adalah satu-satunya calon yang mengambil 21 subjek dalam peperiksaan SPM 2007. Sebelum ini beliau mendapat keputusan lima A dalam Ujian Penilaian Sekolah Rendah (UPSR) dan sembilan A dalam Peperiksaan Menengah Rendah (PMR).
Anak pasangan guru sekolah menengah, Azlan Othman, 51, dan Rozita Sanapi, 46, dari Tikam Batu, Sungai Petani ini berkata pengambilan 21 subjek ini adalah pilihannya sendiri dan disokong ibu bapa serta guru. Ayahnya mengajar matapelajaran Kemahiran Hidup dan Sains Pertanian di Sekolah Menengah Kebangsaan Datuk Haji Abdul Kadir di Kepala Batas dan ibunya pula mengajar subjek Kemahiran Hidup dan Katering di Sekolah Menengah Kebangsaan Haji Ahmad Badawi.
“Sebagai seorang Islam, saya bersabar dengan setiap dugaan kerana setiap kesusahan itu ada kesenangannya,” kata Azali yang bercita-cita mahu menjadi profesor dalam bidang bioteknologi.
“Tujuan saya bukan untuk mengatasi mana-mana rekod tetapi bagi kepuasan saya belajar. Jika dibuat untuk memecahkan rekod, bagi saya, ia menjadi tidak bermakna. Saya lakukan ini untuk diri sendiri dan ibu bapa dan sebagai hadiah kepada guru.
“Memang guru ada menasihati saya supaya menimbangkannya baik-baik kerana bimbang saya tidak boleh `cope’, tetapi saya percaya pada Tuhan dan diri sendiri,” kata anak ketiga daripada lima beradik itu.
Mengenai resipi kejayaannya, Azali berkata, beliau berpegang kepada pendirian sabar dalam menghadapi segala dugaan kerana yakin setiap kesusahan akan ada kesenangan. Azali mengakui keyakinannya pernah tergugat dalam menghadapi cabaran 21 mata pelajaran, tetapi beliau membina kembali keyakinan itu menerusi perbincangan dengan kaunselor dan ahli keluarga.
Azali Azlan percaya kesabaran dan ketekunan belajar menjadi kunci kepada kejayaannya memperoleh keputusan 20 1A dan satu 2A dalam peperiksaan itu. Menurut anak kelahiran Butterworth itu, sikap tersebut terbukti berjaya membina kekuatan dalaman dalam dirinya bagi menghadapi sebarang cabaran yang mendatang.
Beliau tidak pernah mengikuti tuisyen khusus, sebaliknya hanya menyertai tuisyen di sekolah untuk mata pelajaran Kimia dan Prinsip Perakaunan. Beliau juga belajar sendiri sembilan subjek yang tidak diajar di sekolah.
Azali memberitahu, dia tidak mempunyai jadual belajar yang lengkap seperti sesetengah pelajar lain kerana kalau ada jadual beliau akan berasa tertekan sebab perlu mengikutinya. Sebaliknya beliau belajar apabila beliau rasa ada semangat untuk belajar.
‘‘Tetapi semangat itu kita sendiri yang kena merangsangnya selalu,” kata Azali.

Tokoh Pelajar Cemerlang SPM 2008

Nik Nur Madihah peroleh 20 A





KOTA BHARU 12 Mac - Anak seorang nelayan, Nik Nur Madihah Nik Mohd. Kamal, 18, dari Sekolah Menengah Agama Arab Maahad Muhammadi (Perempuan) di sini mencatat sejarah di negeri ini apabila memperoleh 20 A dalam peperiksaan Sijil Pelajaran Malaysia (SPM) 2008.

Kejayaan itu menjadikan pelajar tersebut antara yang paling cemerlang di seluruh negara dengan mendapat 19 1A dan satu 2A, kurang satu mata pelajaran berbanding pencapaian pelajar terbaik SPM 2007, Azali Azlan yang memperoleh 21 A.

Nik Nur Madihah juga membuktikan kesusahan keluarga bukan halangan untuk dia mencapai kecemerlangan walaupun mengambil sebanyak mungkin mata pelajaran bagi menguji keupayaan dirinya dalam menghadapi cabaran hidup sebagai pelajar.

Anak sulung daripada empat beradik yang berasal dari Kampung Parang Puting, Pengkalan Chepa dekat sini itu bercita-cita menjadi ahli fizik dan kejayaan tersebut adalah hadiah istimewa untuk ibu bapanya di samping guru-guru sekolahnya.

Ayahnya, Nik Mohd. Kamal Husin, 41, hanya memperoleh pendapatan kira-kira RM700 sebulan dan bagi meringankan bebanan keluarga, ibunya, Mariani Omar, 42, pula bekerja sebagai pencuci di Universiti Malaysia Kelantan (UMK).

''Saya tidak ikut kelas tambahan di luar sekolah, hanya tumpukan perhatian pada apa yang boleh ditimba di sekolah," katanya kepada Utusan Malaysia di sini hari ini.

Menurutnya, dia menjadikan kejayaan pelajar cemerlang negara, Azali Azlan yang memperoleh 21 A dalam keputusan SPM tahun 2007 sebagai pembakar semangat.

Nur Madihah memperoleh 1A dalam mata pelajaran Bahasa Melayu, Bahasa Inggeris, Pendidikan Islam, Sejarah, Matematik, Sains, Kesusasteraan Melayu dan Geografi.

Dia turut mendapat A1 dalam Bahasa Arab Tinggi, Matematik Tambahan, Perdagangan, Prinsip Perakaunan, Ekonomi Asas, Fizik, Kimia, Tasawwur Islam, Pendidikan Al-Quran dan As-Sunnah, Pendidikan Syariah Islamiah, English for Science and Technology (EST) dan mendapat satu 2A dalam Biologi.

Nur Madihah cuma menyasarkan A bagi 18 mata pelajaran dan bersyukur kerana dia mampu melakukan sesuatu yang lebih baik walaupun tidak dapat memecah rekod Azali Azlan, bekas pelajar SMK Agama Yan, Kedah yang memperoleh 20 1A dan satu 2A.

Keputusan SPM Nik Nur Madihah bagaimanapun telah mengatasi rekod yang dipegang oleh dua pelajar cemerlang SPM 2006 di peringkat negara iaitu Nadiah Amirah Jamil dan Siti Fatimah Mukhtar.

Siti Fatimah yang belajar di sekolah yang sama dengan Nur Madihah, memperoleh keputusan 18 A dengan 17 1A dan 1 2A pada 2006 sekali gus mencatat sejarah pencapaian tertinggi di Kelantan pada tahun itu.

Ditanya tentang pencapaiannya itu, Nur Madihah memberitahu, dia tidak mempunyai jadual waktu yang tetap.

''Saya belajar setiap masa yang terluang dan belajar apabila terasa mahu belajar tanpa terpaksa atau dipaksa," ujarnya yang memperoleh 9 A dalam Penilaian Menengah Rendah (PMR) dua tahun lalu.

Dia yang bercadang melanjutkan pengajian di Asia Barat memilih jurusan fizik kerana mendapati kurang orang Melayu menerokai bidang tersebut.

Cara menghilangkan stress ketika belajar dan bekerja

Bila kita dah belajar , tapi masih tak boleh nak faham ape yg kita belajar mesty kita akan rase tension dan akan mula stress dengan pelajaran atau tempat persekitaran . Saya sebagai pelajar juga turut merasakan situasi sebegitu . Tetapi setiap masalah ada cara untuk menyelasaikannya .




Cara pertama adalah atur tarik nafas . Tarik nafas dalam - dalam dan hembuskan dengan perlahan lahan . Lakukan sebanyak dua hingga tiga kali sehingga mula rasa terkendali. Yang kedua , redakan tegangan. Jika sedang duduk , berdirilah dan lakukan perenggangan yg lembut. Yang ketiga , berteriak dan menjerit. Cara ini memang paling mujarab dan kerap kali saya lakukan. Menurut kajian , menjerit sama sepeti melepaskan geram tetapi hanya menggunakan suara. Selamat mencuba !

KAEDAH PEMBELAJARAN YANG LEBIH BERKESAN

 
Teknik-teknik pembelajaran yang baik merupakan satu kaedah dalam usaha kita menghadapi pelajaran yang terbaik sebagai langkah untuk memperolehi kejayaan yang cemerlang di dalam bidang pembelajaran. Pelajar perlu memahami bahawa tidak ada satu 'formula' yang mesti dan tepat bagi merumuskan satu kaedah yang paling baik untuk menghadapi pelajaran melainkan ia banyak bergantung kepada diri pelajar itu sendiri. Apa yang penting untuk dijelaskan ialah beberapa garis panduan yang besar sahaja dikenalpasti untuk dijadikan landasan bagi seseorang pelajar bergerak menghadapi peperiksaan.


FAKTOR-FAKTOR DORONGAN DALAM PEMBELAJARAN
  • Mengenal pasti wujudnya 'motivasi dalaman' atau faktor-faktor pendorong di dalam diri maing-masing, misalnya kemiskinan.
  • Menginsafi akan kepentingan ilmu, tujuan ilmu dipelajari, untuk apa dan hendak ke mana ilmu yang dikumpulkan itu.
  • Dorongan dari rasa tanggungjawab sebagai seorang pelajar.
  • Menginsafi peranannya terhadap masyarakat pada masa hadapan.
 LANGKAH-LANGKAH PERSEDIAAN
  • Kesempurnaan kesediaan seseorang dari segi mental, fizikal dan rohani yang mampu mengahadapi peringkat pembelajaran yang baik.
  • Persediaan mental yang baik ialah persediaan tumpuan fikiran yang sepenuhnya terhadap pelajaran. Pemikiran yang masih bercampur-aduk dengan perkara-perkara lain akan mengakibatkan kebuntuan untuk memberi perhatian yang serius kepada pelajaran. Seseorang pelajar hendaklah menghilangkan ingatannya kepada perkara yang lain, sebaliknya ingatan hendaklah ditumpukan kepada pelajaran sahaja.
  • Berkhayal kepada perkara lain ialah penyakit yang paling besar bagi seseorang pelajar yang sedang menghadapi pelajarannya. Oleh itu, pelajar hendaklah mengelakkan diri daripada berkhayal semasa belajar.
 TEKNIK-TEKNIK PEMBELAJARAN


Suasana / Tempat Belajar
  • Elakkan suasana yang bising, banyak gangguan, tidak selesa dan sebagainya
Memilih Masa Yang Sesuai
  • Tidak semua waktu di dalam sehari boleh digunakan untuk menumpukan fikiran pada pelajaran.
  • Setiap hari persekolahan, peruntukan sekurang-kurangnya 2 jam untuk menelaah/mengulangkaji pelajaran di samping menyelesaikan kerja-kerja yang diberikan oleh guru. Pada waktu cuti, 4 hingga 5 jam adalah memadai untuk menelaah pada waktu yang sesuai, iaitu pada waktu pagi dan malam.(ingat ! waktu belajar yang sesuai tidak sama antara semua individu)
  • Menyediakan satu jadual kerja harian walaupun begitu, mungkin jadual tersebut tidak mampu diikuti sepenuhnya oleh pelajar.
  • Pembaziran masa dengan perkara-perkara yang tidak ada hubungan dengan memperkukuhkan mutu pembelajaran baik secara formal atau informal haruslah dielakkan.
Pembelajaran Di Sekolah
  • Pembelajaran di sekolah merupakan sumber yang penting serta yang paling baik untuk seseorang pelajar menghadapi pelajarannya, dan segala penumpuan yang maksimun haruslah diberikan serta tidak patut berlaku kecuaian, leka, nakal ketika berada di sekolah.
Membaca, Memahami dan Menghafal
  • Teknik pembacaan yang baik ialah pembacaan yang menyeluruh bagi pusingan yang pertama. Isi dan istilah-istilah yang penting digariskan. Kalau perlu isi yang digariskan itu dicatat sebagai nota pendek atau ringkas.
  • Ambil perhatian kepada isi-isi yang penting dan hendaklah dibaca selalu. Kalau perlu setiap isi-isi itu hendaklah dihafal sedaya mungkin terutama apabila hampirnya waktu peperiksaan. (ingat ! hafalan tanpa pemahaman yang kukuh adalah sia-sia).
  • Menyusun nota dengan teratur dan berkesan dan mempunyai ciri-ciri seperti :-


Mengandungi semua maklumat penting
Bersih dan mudah dibaca
Terkumpul (di dalam fail/Buku Khas)
Ringkas dan padat
 
Kesungguhan Belajar
  • Elakkan diri dari faktor-faktor yang boleh membosankan ketika membaca. Jangan sesekali membebankan diri dengan kerja-kerja sekolah yang terlampau banyak pada masa tertentu dan berehat panjang selepasnya.
  • Kesungguhan belajar mestilah berterusan dari segi semangat belajar dan usaha dari awal hinggalah ke masa peperiksaan.
  • Sentiasa meningkatkan semangat belajar dari masa ke semasa. Semakin hampir dengan tarikh peperiksaan semakin bersungguh-sungguh untuk belajar dan semakin berkeyakinan dalam menghadapi peperiksaan.
  • Kesungguhan belajar mungkin boleh dibina melalui kerja-kerja secara berkumpulan. Yang pentingnya carilah teman/rakan belajar yang boleh anda manfaatkan pengetahuan dan kefahaman anda kepadanya dan sebaliknya.
  • Yakinlah dengan kebolehan yang ada pada diri anda dan kesungguhan anda untuk belajar dan yakinlah dengan pertolongan Allah S.W.T.
 LUPAAN DAN INGATAN
Apakah sebabnya kita sering lupa ?
Kerana Gangguan
Membaca perkara-perkara lain selepas buku pelajaran menyebabkan soal peperiksaan luput dari ingatan.
Tumpuan Perhatian
Tanpa perhatain yang sepenuhnya ketika membaca menyebabkan perkara tersebut tidak dapat kekal lama.
Faktor Masa
Masa yang terlalu lama mungkin menyebabkan anda lupa akan apa yang telah dipelajari.



INGATAN
Manusia lebih senang mengingati sesuatu jika :-
Minat
Tinggikan minat terhadap perkara yang dipelajari.
Pilihan
Memilih isi-isi penting untuk diingati bagi peperiksaan.
Ulangan
Sentiasa mengulangkaji, boleh dibuat melalui perbincangan secara berkumpulan, penulisan semula atau pembacaan yang kerap.
Assasiasi
Membuat perkaitan dengan sesuatu perkara lain untuk ingatan.
Tubi Belajar
Di dalam proses pembelajaran terdapat peringkat seperti :-
1. Mendengar untuk pertama kali
2. Memahami
3. Menggunakannya
4. Mencipta yang baru
Jika anda membaca berulang kali, tentunya perkara tersebut akan dapat diingati di dalam satu jangkamasa yang lama.


PERSEDIAAN DALAM LANGKAH-LANGKAH MENGHADAPI PEPERIKSAAN
PERSEDIAAN ASAS
1. Semangat Yang Tinggi
2. Pembacaan Yang Banyak
3. Kefahaman Yang Jelas
4. Ulangkaji Berterusan
5. Keyakinan Diri
Di dalam menghadapi peperiksaan UPSR/PMR/SPM/STPM, satu perkara yang tidak boleh dilupakan ialah persediaan di peringkat awal secara berterusan sehingga tiba masa yang ditetapkan dan akan menjadi lebih berkesan sekiranya kaedah pembelajaran yang betul diamalkan. Namun, ramai juga pelajar yang tidak dapat menghadapi peperiksaan dengan baik walaupun telah menumpukan banyak masa di saat awal hinggalah ke akhirnya. Malahan ramai juga yang pada saat-saat akhirnya menjadi putus asa.
Untuk menjawab pertanyaan ini cubalah bertanya kepada diri anda tentang :-
1. Adakah anda telah menghabiskan topik-topik penting ?
2. Adakah anda telah memahami apa yang diajar oleh guru atau dibaca sendiri ?
3. Adakah anda menhadapi pelajaran dengan semangat yang tinggi ?
4. Adakah anda berterusan belajar dan meneliti soalan-soalan lepas ?
5. Adakah anda mempunyai keyakinan diri untuk menjawab soalan nanti ?



UJIAN BULANAN DAN PEPERIKSAAN PENGGAL
Ramai pelajar bersikap acuh tak acuh di dalam menghadapi ujian bulanan dan peperiksaan penggal dan ada yang menganggapnya tidak penting. Pada hal ujian dan peperiksaan ini boleh mempengaruhi keputusan peperiksaan  nanti. Akibatnya ramai pelajar yang gagal dan mendapat markah yang rendah di dalam setiap ujian /peperiksaan. Sikap seperti ini hendaklah dikikiskan. Walaupun demikian, seandainya anda gagal di dalam ujian, jadikanlah ia suatu pengajaran untuk lebih memahami dan bersungguh-sungguh mengulangkaji pelajaran. Kegagalan di dalam ujian mungkin disebabkan oleh beberapa faktor seperti :-
a) Kurang memahami apa yang diajar
b) Tidak mengambil perhatian yang serius terhadap pelajaran.
c) Tidak mengulangkaji pelajaran selepas waktu persekolahan.



KEARAH MEMBENTUK KEYAKINAN
Keyakinan menghadapi peperiksaan hanya boleh diperolehi oleh pelajar yang sudah betul-betul membuat persiapan yang rapi. Antara persiapan yang perlu diberi perhatian ialah :-
a) Habis mengulangkaji topik-topik yang disoal.
b) Mengingati dengan baik nota-nota yang penting.
c) Mengetahui bentuk-bentuk soalan yang akan disoal.
d) Bertawakkal kepada Allah S.W.T.


BEBERAPA PERINGATAN KEPADA PELAJAR
  • Tidak keterlaluan membaca sehingga kurang tidur.
  • Belajar dengan hati yang tenang dan lapang. Pastikan semua kerja atau masalah diselesaikan terlebih dahulu sebelum anda memulakan pembelajaran/study.
  • Disiplinkan diri anda. Pastikan anda tidak membuang masa dengan kerja-kerja yang sia-sia. Tepatilah masa belajar yang anda telah tetapkan dan pastikan anda ada masa untuk merehatkan otak secukupnya. Elakkan daripada memaksa diri anda untuk belajar sekiranya anda letih dan mengantuk.
  • Elakkan diri anda daripada membaca dan menghafal matematik. Sebaliknya cubalah memperbanyakkan latihan mengira dan memahami formula dan konsepnya.
  • Berbincang dengan rakan yang lebih memahami dan elakkan daripada sifat malu bertanya.
  • Elakkan daripada sifat menangguhkan sesuatu kerja yang diberi oleh guru serta jauhkan sikap mengambil jalan mudah dengan meniru kerja kawan tanpa memahami akan maksud dan konsepnya.
  • Elakkan mengumpulkan nota yang diberikan oleh guru sehingga bertimbun barulah hendak mengulangkajinya.
Sesungguhnya seseorang pelajar akan mencapai tahap penguasaan yang maksimun jika dia mampu mengaplikasikan teknik dan kaedah belajar yang betul. Setiap pelajar mempunyai cara belajar yang berbeza, janganlah meniru gaya belajar orang lain yang  tidak sesuai dengan kita. Nota ini sebagai panduan sahaja, ubahlah ia agar sesuai dengan teknik dan cara anda sendiri. InsyaAllah kejayaan itu milik semua.

Teknik pengajaran dan pembelajaran

DEFINISI
  • Menurut Kamus Dewan (edisi ketiga), teknik adalah kaedah mencipta sesuatu hasil seni seperti muzik, karang-mengarang dan sebagainya.
  • Menurut Edward M. Anthony mendefinisikan teknik adalah satu muslihat atau strategi atau taktik yang digunakan oleh guru yang mencapai hasl segera yang maksimum pada waktu mengajar sesuatu bahagian bahasa tertentu.
  • Mengikut Kamaruddin Hj. Husin & Siti Hajar Hj. Abdul Aziz dalam bukunya Pengajian Melayu III : Komunikasi Bahasa, teknik boleh didefinisikan sebagai pengendalian suatu organisasi yang benar-benar berlaku di dalam bilik darjah di mana ia digunakan untuk mencapai sesuatu objektif.
  • Teknik merupakan suatu alat yang digunakan oleh guru bahasa bagi menyampaikan bahan-bahan pengajaran yang telah dipilih untuk pelajar-pelajarnya. Teknik yang dipilih haruslah sejajar dengan kaedah yang digunakan dan seirama dengan pendekatan yang dianuti.
 Teknik-teknik Pengajaran Bahasa
  1. Teknik main peranan
  2. Teknik permainan bahasa
  3. Teknik latih tubi
  4. Teknik bercerita
  5. Teknik inkuiri
  6. Teknik perbahasan
  7. Teknik kuiz
  8. Teknik sumbangsaran
  9. Teknik soal jawab
  10. Teknik simulasi
  11. Teknik drama
  12. Teknik perbincangan
  13. Teknik forum
  14. Teknik dialog
 TUJUAN TEKNIK
    1. Menarik Minat murid
    2. Mengekalkan perhatian
    3. Membangkitkan ras ingin tahu
 TEKNIK LATIH - TUBI
  • Teknik latih tubu adalah aktiviti pengulangan fakta-fakta atau kecekapan yang dipelajari.
  • Tujuannya untuk mencapai taraf penguasaan kemahiran disampimg menjamin kekekalannya.
  • Ia sesuai digunakan untuk pengajaran Bahasa Melayu
  • Boleh digunakan untuk mencapai sesuatu kemahiran seperti kemahiran menyebut perkataan, ayat-ayat atau mengingat fakta-fakta penting.
  • Melalui teknik ini pelajar akan mengalami proses mendengar, melihat, memikirkan maksud perkataan-perkataan serta tugasnya dalam situasi yang penggunaan perkataan-perkataan itu.
  • Berasakan pengajaran bahasa dengar dan sebut (audiolingual) yang biasanya digunakan dalam pengajaran bahasa kedua.
  • Mengikut teknik ini, perhatian akan diberikan kepada 5 aspek kebolehan menggunakan bahasa iaitu :
  1. Sebutan (accent)
  2. -menyebut patah-patah perkataan atau sukukata dengan betul termasuk intonasi yang membawa makna dalam sesuatu situasi.
  3. Tatabahasa (grammer)
  4. -penggunaan bahasa yang tepat mengikut hukum-hukum bahasa daripada semua aspek.
  5. Perbendaharaan kata (vocabulary)
  6. -meluaskannya dengan penggunaan imbuhan yang sesuai mengikut konteksnya dalam situasi tertentu.
  7. Kefasihan (fluency)
  8. -menggunakan perkataan dan lain-lain dengan cara spontan tanpa memikirkan apakah maksudnya.
  9. Kefahaman (comprehension)





-latihan memahami soalan dan memberikan jawapan yang wajar.
  • Teknik ini dikenali juga dengan teknik menghafaz.
  • Antara kelemahan tekni ini ialah ia menghadkan kebebasan berfikir dan menumpukan daya kreativiti murid.
  • Namun begitu, teknik ini amat berguna dan sesuai untuk isi kandungan pengajaran yang memerlukan ikutan dan ulangan.
 TEKNIK SIMULASI
  • Simulasi ditakrifkan sebagai satu situasi yang diwujudkan hampir menyerupai keadaan sebenar yang memerlukan pelajar berinteraksi sesama sendiri berdasarkan peranan masing-masing bagi membuat keputusan menyelesaikan masalah, isu atau tugasan semula.
  • Melalui teknik ini para pelajar dapat menggunakan kemahiran belajar seperti mengumpulkan maklumat, menjalankan temuramah dengan individu tertentu dan mencatat isi-isi penting.
  • Dalam proses ini pelajar digalakan untuk memberi pendapat, cadangan, membuat keputusan dan menyelesaikan masalah berdasarkan peranan yang dipertanggungjawabkan. Memberi peluang kepada pelajar mengalami sendiri situasi dan masalah.
  • Melalui teknik ini pelbagai kemahiran dapat digabungjalinkan dan dipertingkatkan terutamanya dalam kemahiran lisan membaca dan menulis.
  • Dapat menwujudkan pelabagi aktiviti menarik yang menjadi sumber motivasi kepada pelajar untuk meneruskan proses pengajaran dan pembelajaran.
 TEKNIK MAIN PERANAN
  • Main peranan bermaksud melakonkan sesuatu situasi atau masalah atau peristiwa yang dianggap penting.
  • Pelajar diberi peranan dan bertindak sebagai watak-watak yang ditentukan dalam satu situasi yang disediakan.
  • Main peranan ialah dramatisasi yang tiada kaitan atau penghafalan skrip, dimana pelakon-pelakon cuba menyelesaikan atau menjelaskan situasi kepada kepada pelajar-pelajar lain supaya mempraktikan kepada diri mereka berdasarkan peranan yang dimainkan secara spontan.
  • Proses ini biasanya dimulakan dengan pemikiran masalah yang sesuai. Masalah ini dikemukakan kepada pelajar dengan cara membacakannya atau memperlihatkannya melalui filem, televisyen, mendengar rakaman dan sebagainya.
 TEKNIK SUMBANGSARAN
  • Teknik ini dikenali juga sebagai percambahan fikiran (brainstorming) yang merupakan satu sesi perbincangan yang membolehkan setiap ahli kumpulan menyumbangkan pendapat dan idea.
  • Boleh didekati sebagai aktiviti permainan bahasa pada peringkat sekolah rendah dan berkembang menjadi aktiviti perbincangan yang lebh serius dan kompleks pada peringkat sekolah menengah, universiti dan latihan profesional.
  • Menekankan pengeluaran idea daripada pembelajaran yang kretif dan bukan pembelajaran secara analitis.
 Tujuan Sumbangsaran
  • Topik perbincangan sesuai dengan kebolehan dan minat murid
  • Garis panduan guru haruslah ringkas dan jelas
  • Semua cadangan dan idea yang dikemukakan haruslah dicatat untuk dibincangkan dalam sesi umum.
  • Setiap kumpulan mestilah memilih pengerusi yang betul-betul layak
  • Setiap ahli diberi peluang untuk mengemukakan cadangan
  • Pelajar digalakkan menyumbang seberapa banyak idea
  • Suasana perbincangan yang tidak formal hemdaklah diwujudkan.
  • Pastikan peruntukan masa untuk sesi sumbangsaran adalah patut dan mencukupi
  • Digalakkan menggunakan prinsip 5W ( What? Why? Who? Where? How? )
  • Cadangan dan idea yang dikemukakan tidak boleh dikritik
  • Setiap kumpulan dimestikan mempunyai ahli-ahli yang pelbagai kebolehan


TEKNIK PERMAINAN BAHASA
  • Permainan bahasa adalah salah satu cara dalam mempelajari bahasa melalui teknik permainan.
  • Penglibatan dalam permainan telah memberi peluang kepada pelajar memperolehi latihan intensif, pembelajaran bermakna dan sebagai alat dianogstik.
  • Kebanyakan aktiviti yang dijalankan akan menggunakan pelbagai kemahiran berbahasa pelajar antaranya kemahiran mendengar, bertutur, membaca dan menulis.
  • Permainan bahasa mempunyai hala tuju yang bertepatan dengan kemahuan dalam sistem pendidikan negara amnya dan Falsafah Pendidikan Negara khususnya. Hala tuju ini diinterapetasikan melalui objektif tersirat dalam permainan bahasa tersebut iaitu :
  • merangsang interaksi verbal pelajar
  • menambah kefasihan dan keyakinan
  • menyediakan konteks pembelajaran
  • bertindak sebagai alat yang dapat mengikis rasa bosan
  • bertindak sebagai alat pemulihan, pengukuhan dan penggayaan


TEKNIK SOAL – JAWAB
  • Merupakan teknik yang paling lama dan paling popular digunakan dalam bidang pendidikan
  • Pemilihan teknik ini bukan kerana ia mudah dilaksanakan, tetapi ia adalah bentuk yang berupaya mewujudkan interaksi guru dengan murid secara berkesan.
  • Teknik ini dilaksanakan dengan cara guru mengemukakan soalan-soalan yang berkaitan dengan isi pelajaran dan pelajar dikehendaki memberi tindakbalas yang sewajarnya.
  • Soalan-soalan yang dikemukan memerlukan pelajar berfikir disamping dapat menguji dan menilai apa yang diajar.
  • Tujuan utama teknik soal jawab ialah :
  1. Untuk mengesan pengetahuan berbahasa murid
  2. Untuk menggalakkan pelajar berfikir secara kreatif, inovatif, logik dan kritis.
  3. Untuk mendorong pelajar menyusun dan menghuraikan bahan yang diajar.
  • Soalan yang terancang dan bermutu dapat membantu menajamkan pemikiran pelajar di samping dapat mewujudkan suasana pembelajaran yang lebih dinamik dan berkesan.
 TEKNIK BERCERITA
  • Merupakan salah satu pendekatan yang sesuai digunakan untuk membina kecekapan berbahasa kerana cerita merupakan sesuatu yang dapat menarik minat dan perhatian pelajar.
  • Latihan pemahaman, perluasan perbendaharaan kata dan tatabahasa dapat disampaikan.
  • Dapat meningkatkan penguasaan kemahiran mendengar, bertutur, membaca dan menulis dikalangan pelajar.
  • Perkembangan cerita hendaklah diberi perhatian agar ada peringkat permulaan, kemuncak dan kesudahan cerita. Perhatian perlu diberi kepada teknik persembahan, suara, gerak laku dan kawalan mata.
  • Suara memainkan peranan yang penting dimana ia harus dikawal supaya jangan mendatar dan tidak menimbulkan kebosanan.
  • Langkah-langkah dalam persediaan teknik bercerita ialah :
  • Pilih cerita yang sesuai dengan umur, kecerdasan dan minat murid-murid. Kemudian, sesuaikan pula dengan isi pelajaran yang hendak disampaikan.
  • Kaji cerita itu dan cuba masukkan aspek-aspek bahasa.
  • Hafazkan frasa atau ayat-ayat penting.
  • Latih bercerita seolah-olah guru berada dihadapan murid-murid sekurang-kurangnya sekali sebelum menggunakan teknik ini.
  • Guru bercerita dalam keadaan yang selesa.
  • Guru boleh menggunakan gambar, objek-objek sebenar atau lain-lain BBM.
  • Sediakan kad-kad perkataan, frasa-frasa atau ayat-ayat yang berkaitan dengan aspek-aspek bahasa yang hendak disampaikan.
 TEKNIK DRAMA
  • Sering digunakan dalam kaedah komunikatif dan kaedah yang berasaskan pendekatan induktif iaitu kaedah terus, elektif dan audiolingual.
  • Tujuan utama adalah untuk melatih pelajar menggunakan unsur bahasa, unsur paralinguistik (jeda, nada dan intonasi) dan bukan linguistik (mimik muka, gerak tangan, kepala dan dll) dengan berkesan dalam sesuatu interaksi bahasa atau perbuatan.
  • Penggunaannya dapat mendorong dan merangsang pelajar untuk menghubungkan perasaannya dengan matapelajaran yang dipelajarinya.
  • Pelajar bebas meluahkan sesuatu, membuat penemuan, memberi dan berkongsi sesuatu.
  • Drama berperanan sebagai ragam pembelajaran iaitu sebagai salah satu alat bantu pengajaran dan pembelajaran.
  • Dapat menimbulkan keseronokan dan keberkesanan pembelajaran kepada pelajar, disamping dapat menyuburkan sahsiah pelajar.
 TEKNIK INKUIRI
  • Teknik ini dikenali sebagai teknik tinjau siasat.
  • Merangkumi aspek-aspek soal selidik untuk mendapatkan jawapan atau kesimpulan yang berorientasikan masalah.
  • Dapat menimbulkan daya refleksi dikalangan pelajar.
  • Merupakan satu kaedah pengajaran bahasa yang dinamik untuk menimbulkan minat dan daya kreativiti di kalangan pelajar kerana pelajar sering mengemukakan soalan ‘bagaimana’. Oleh itu, ia dapat melatih pelajar mengemukakan pelbagai soalan.
  • Ciri lain yang terdapat dalam teknik ini termasuklah memberi latihan yang sebenar dalam proses kemahiran berfikir secara kreatif dan kritis.
  • Pengendalian teknik inkuiri ialah :
    1. Proses mengenali masalah
    2. Mengkaji ramalan
    3. Mengumpul maklumat
    4. Menganalisis
    5. Membuat rumusa
 TEKNIK PERBINCANGAN
  1. Teknik perbincangan didefinisikan sebagai satu aktiviti mengeluar dan mengulas pendapat tentang sesuatu tajuk. Tujuannya untuk melatih pelajar mengeluarkan fikiran dan pendapat dengan bernas (Kementerian Pendidikan 1990:85).
  2. Teknik perbincangan adalah satu aktiviti pengajaran dan pembelajaran berbentuk perbualan dan ia dilakukan dikalangan pelajar dibawah penyeliaan dan kawalan seorang guru.
  3. Melibatkan aktiviti perbincangan antara pelajar secara bekerjasama dalam mengeluarkan pandangan masing-masing mengenai sesuatu perkara atau topik yang diberi. Misalnya bermesyuarat, forum, seminar, bengkel, bahas dan debat.
  4. Dalam perbincangan ini akan memberi peluang dan ruang bagi mereka untuk bercakap terutama dalam aktiviti separa formal. Latihan sebegini bukan sahaja sekadar mempertajamkan minda malah dapat melatih kepetahan pelajar untuk bercakap dan mengeluarkan pendapat.
  5. Peranan guru akan berubah-ubah kerana aktiviti ini dikendalikan oleh pelajar sendiri.
  6. Teknik perbincangan boleh dijalankan mengikut langkah-langkah berikut :
  7. Guru menarik perhatian murid kepada tajuk perbincangan yang akan dijalankan.
  8. Guru membahagikan murid kepada beberapa kumpulan dan kemudian memilih seorang ketua yang boleh dipertanggungjawabkan untuk memastikan semua aspek perbincangan dapat dijalankan dan dicapai.
  9. Guru kemudian menugaskan setiap kumpulan mendapatkan maklumat dengan cara berbincang dengan ahli-ahli kumpulan.
  10. Ketika perbincangan guru harus bergerak dari satu kumpulan ke satu kumpulan yang lain, menegaskan perkara-perkara yang perlu dibincangkan dan mengarahkan perbincangan menghala kearah perkara yang betul.
  11. Setelah tamat perbincangan guru boleh meminta laporan daripada setiap kumpulan. Hasil perbincangan boleh dicatatkan dipapan tulis mengikut mana-mana yang penting. Setelah dibincang guru bolehlah menjalankan aktiviti penulisan dan sebagainya.
 TEKNIK FORUM
  1. Forum merupakan satu sesi perbincangan yang melibatkan beberapa ahli panel untuk mencanai fikiran dan mengemukan pendapat tentang sesuatu tajuk, dimana ia dijalankan secara formal.
  2. Teknik berforum merupakan salah satu aktiviti lisan yang sesuai, di mana pelajar akan berkongsi pengetahuan dan pengalaman secara langsung untuk meningkatkan kemahiran menyampaikan idea dan fikiran dengan jelas, objektif, kreatif dan rasional.
  3. Untuk menjayakan aktiviti ini, tajuk forum yang dipilih haruslah mudah, menarik dan mencabar selaras dengan kemahiran, pencapaian serta peringkat umur pelajar.
  4. Persediaan yang rapi perlu dibuat sama ada sebelum, semasa dan selepas aktiviti.
TEKNIK PERBAHASAN
  1. Bahas ialah pengucapan sama ada menyokong atau membangkang sesuatu pendirian dengan alasan yang logik dan idea yang tersusun.
  2. Teknik perbahasan ini sesuai diajar untuk semua peringkat pelajar di sekolah menengah.
  3. Antara manfaat teknik ini ialah :
  4. Memperkembangkan kecekapan berkomunikasi dengan berkesan
  5. Melatih berfikir dengan pantas dan melahirkan buah fikiran dengan tepat dan teratur
  6. Menguasai kemahiran berbahasa dengan menggunakan struktur ayat yang betul dan laras bahasa yang sesuai.
  7. Mengemukakan hujah secara rasional, kritis dan kreatif.
  8. Melatih kemahiran mendengar, menaakul, berhujah dan membidas.
  9. Guru perlu mengambil inisiatif sendiri untuk memupuk kebolehan berbahas di kalangan pelajar.
  10. Perkembangan kebolehan berbahas dengan sendirinya akan membawa kepada perkembangan kemahiran berbahasa, perkembangan mental yang positif, peningkatan ilmu dan pemupukan sifat-sifat kepimpinan.
TEKNIK KUIZ
  • Diperkenalkan pada tahun 1940 di England melalui Perbadanan Penyiaran British (B.B.C).
  • Aktiviti kuiz bermula di negara ini setelah dimasukkan dalam masa pembelajaran Bahasa Inggeris di sekolah-sekolah Inggeris dan diikuti di sekolah-sekolah Melayu.
  • Tujuannya ialah :
  • Guru dapat mengukuhkan pengajaran dan memantapkan pemahaman pelajar mengenai topik-topik tertentu.
  • Pelajar dapat mengulangkaji sambil bergembira.
  • Pelajar dapat melupakan permasalahan mereka dengan mengemukakan soalan-soalan secara teka-teki.
  • Pelajar dapat belajar kaedah cara berfikir yang baru.
  • Membantu pelajar memahami sistem Bahasa Melayu terutama dari segi bentuk, makna dan penggunaan bahasa yang tepat.
  • Terdapat 2 bentuk pengajaran dan pembelajaran bahasa melalui teknik ini iaitu :
  • Ia dijalankan secara spontan pada peringkat permulaan, perkembangan dan penutup. Ini bermakna kuiz dapat dijadikan sebagai aktiviti rangsangan, penggayaan, pemulihan dan pengukuhan.
  • Kuiz sebagai aktiviti pertandingan meliputi pertandingan antara pelajar.